Rasanya Lockdown Yang di Italia..14 Maret 2020
Tadinya ragu2 mau nulis ini, tapi karena mati gaya lagi di-lockdown dan liat banyak bgt postingan nanya2 “aman gak kesini aman gak ke sana” saya putusin saya tulis aja deh.
Saya tinggal di Italia sejak tahun 2008 dan saya coba tulis ini rangkuman dari pengalaman pribadi, hasil diskusi dgn temen2 di Italia, Eropa dan USA plus hasil baca2 berita lokal dan internasional.
Sebenarnya kayak apa sih situasi di Italia?
Di utara situasinya morat marit. RS kewalahan nampung pasien covid19. Jumlah tempat tidur di ruang intensif cuma 900 di Lombardia dan sekitar 5000 di seluruh Italia. Kebanyang kan dgn ribuan org yg positif dan 10% diantaranya hrs masuk ruang intensif yg notabene juga diisi oleh pasien2 dgn penyakit parah lainnya. Dokter dan perawat2 jg terinfeksi dan hrs dikarantina. Akibatnya mereka batalkan semua operasi2 ringan dan sedang supaya mrk bisa sulap ruang operasi jd ruang intensif, dan dokter2 spesialis yg biasanya ga ngurusin UGD skrg kudu bantu2 di UGD krn dokter2 yg terinfeksi skrg dikarantina. Koridor disulap jd ruang perawatan krn keabisan kamar.
Di selatan situasi RS so far masih manageable walaupun ttp mrk batalkan operasi2 kecil dan sedang unk jaga2 dan fokus ke pasien covid.
Situasi secara keseluruhan: Italia panggil lg dokter2 yg sudah pensiun dan mahasiswa2 keperawatan dibikin cepet lulus untuk bantu2 di RS. Italia adalah negara Eropa pertama yg lockdown seisi negara. Kita cm boleh keluar rmh untuk kerja atau untuk alasan kesehatan. Toko2 kecuali toko makanan sama toko obat wajib tutup. Untuk keluar rumah maksimal 2 org di dalam mobil dan 1 org per keluarga yg boleh masuk toko. Di dalam toko dan di jalan2 harus jaga jarak minimal 1 meter dgn org lain, selain itu juga ada batas maksimum jumlah pelanggan di dalam toko (tergantung dari ukuran tokonya). Kalau keluar rumah hrs bawa sertifikat yg menjelaskan knp kita di luar rmh. Polisi2 patroli dan kalo kita keluar tanpa alasan yg diizinkan, bisa kena denda 206 EUR. Org2 yg wajib dikarantina namun ttp keukeuh keluar bisa dipenjara 3 bulan karena melanggar pasal 452 KUH Pidana “membahayakan kesehatan umum”
Kenapa Italia bisa kena kasus covid19 segitu banyak?
Ada bbrp faktor, faktor penting adalah dari awal Italia transparan dengan data pasiennya, Italia jg mengetes pasien yg kemungkinan beresiko walaupun gak ada nunjukin gejala apa2, dan so far Italia satu2nya negara yg melakukan tes covid19 post mortem. Berbeda dengan Prancis yg skrg udah gak mau mengetes orang2 dgn gejala ringan; mereka hanya disuruh istirahat di rumah dan mengisolasi diri, berbeda jg dengan USA yg punya prosedur sulit unk tes covid19, plus trakhir saya baca, harganya bs sampai 3000$, ga tau deh skrg apa udh berubah kebijakannya jd ditanggung negara. Kebijakan pengetesan yang diberikan untuk banyak org inilah yg jg merupakan salah satu faktor besar mengapa kita bs liat di berita angka kasusnya jd bombastis. Kemungkinan besar di negara2 lainnya bukannya angkanya jauh lebih rendah, namun kasusnya tidak terdeteksi penuh sehingga angka riil-nya jauh lbh tinggi dari angka yg terdaftar.
Faktor lain adalah pas awal2 outbreak warganya tidak menganggap penting kasus covid 19 dan tetap keukeuh jjs walaupun pemerintah udah nutup sekolah dll. Parahnya lg saat pemerintah lockdown Italia utara, warga sana berbondong2 kabur pakai KA dan mobil untuk ke selatan, tentunya mereka bawa oleh2 virus ke warga selatan dan akhirnya pemerintah lockdown satu negara.
Untuk angka kematian Italia tidak membedakan mana yg meninggal gara2 covid dan mana yg meninggal karena emg orgnya penyakitan dan covid hanyalah satu diantaranya.
Selain itu Italia adalah negara dgn populasi lansia terbanyak kedua di dunia, dan tau sendiri lansia adalah populasi yg paling rentan.
Jadi aman gak nih ke Italia atau ke Eropa?
Italia mmg yg terparah sejauh ini, namun negara2 lainnya spt Prancis, Spanyol, Jerman, kemungkinan hanya 2 minggu di blkg Italia. Kalau mrk tidak belajar dari kasus Italia (anggap remeh covid, gak nurut pas dilockdown) gak menutup kemungkinan mrk akan end up spt Italia. Denmark dan Norwegia mulai mengikuti kebijakan pemerintah Italia walaupun kasus mereka masih blm tll banyak, saya pribadi berharap negara2 lain jg akan menyusul.
Saya sehat kok, masih muda dan dpt tiket promo, saya gak takut, lagian kan sayang duitnya!
Kita mmg sehat dan masih muda, kena covid pilek2 dikit jg bbrp minggu doank bakal sembuh, namun ortu, kakek, nenek, om, tante di rmh masih muda gak? Jantungan gak? Gula darah gak? Itu org yg duduk di bus bareng kita siapa tau pasien kanker n kena bersin kita. 1 org yg kena covid mungkin cm bersin2 n batuk2 dikit, tp org2 yg ditulari? Bisa msk ICU, bs komplikasi, bs meninggal. Tega? Lagian ke Eropa jg museum2 tutup, atraksi2 dibatalin, toko2 tutup, krik krik krik....
Ya udah deh saya gak ke Eropa, ke Bangkok aja, atau ke New York!
Italia adalah salah satu negara dgn sistem kesehatan terbaik di dunia. Oleh krn itu spt yg saya bilang di atas, angkanya transparan, proses tes covid mudah, biaya tes dan perawatan gratis, sehingga pasien byk yg terdeteksi. Kebanyakan negara2 Asia sistem kesehatannya tidak sebaik di Italia atau di Eropa. USA? Duh mereka universal healthcare aja gak punya, tes covid mahal dan prosedurnya berbelit, alhasil jumlah kasus yg dilaporkan blm tentu sesuai dgn kondisi riilnya, kemungkjnan besar jauuuh lbh tinggi dr data resmi. Belum lg soal transparansi. Ada kemungkinan bbrp negara tidak mau bnr2 transparan soal jumlah kasus yg mrk punya supaya mrk ttp dpt devisa dari bidang pariwisata.
Terus? Jadi gue ga boleh jalan2, gitu? Cuma gara2 flu doank?
Again, buat kita2 yg muda dan sehat, ini cm flu doank, buat lansia, pasien kanker, pasien dgn penyakit jantung, hipertensi, diabetes, ini resikonya komplikasi dan/atau kematian. Kesadaran kolektif diperlukan demi kepentingan bersama. Collosseum gak bakal kabur, Louvre bakal ttp majang Monalisa, Empire State gak bakal nyebrang ke Meksiko, rejeki tiket promo gak bakal abis.
Sampe kapan donk gw ga boleh jjs?
Peneliti2 lg berusaha unk bikin vaksin dan obat unk covid19 dan ok ini off record krn info ini gw dpt dr temen gw org Prancis yg emaknya dokter spesialis anatomopathology, jd bukan sumber resmi dari berita. Minggu dpn ada trial unk menggunakan 3 obat bagi pasien covid. Ini trial tahap akhir yg diuji di 800 pasien. If all goes well dlm 2 bln kita udh bs dpt obat unk covid, klo gagal…ah well, mrk pasti coba terus2an hingga berhasil, atau mgkn pas udh musim panas virusnya hilang sendiri kayak virus SARS thn 2004 dulu. Intinya ya kita gak tau sampai kpn…wait, see and pray.
Mati gaya gw klo gak jjs!
I feel you. Gw jg mati gaya dilockdown hampir seminggu gini. Masih bersyukur kerjaan gw bs dilakukan dr rmh, byk org, terutama yg kerja di sektor pariwisata, hotel dan rumah makan ga dapat pemasukan sama sekali. Kasian kan, makanya klo semua org ikut andil mencegah penyebaran covid maka lbh cpt kita bs kembali ke normalitas. Plus dgn ngendem di rmh gini kita bs coba2 mulai hobi baru: bercocok tanam kek, menjahit kek, masak kek, lakuin kegiatan yg biasanya mana ada waktu. Selalu ada hikmahnya dari tiap kejadiaan.
Dah ah gw mo tidur, nih gw pamerin foto kembang2 gw hasil dr mati gaya akibat di-lockdown lol
Stay healthy, stay wise
*EDIT: Baru log in lg di FB, terimakasih apresiasinya, silakan share agar semoga semakin banyak yg sadar tentang pentingnya mencegah penyebaran covid 19.
Untuk mengutip teman saya yang tinggal di Firenze: "jaman dulu kakek sama buyut kita dipaksa maju ke medan perang, lah kita diminta perangi virus sambil duduk2 di sofa rumah aja pada ngeyel" 😅😅
Sumber : facebook Ika Octavia (https://www.facebook.com/ika.octavia.9)
Posting Komentar